I think I know you.”

Seorang pria memakai jaket denim tiba-tiba menghadang Sienna ketika gadis itu tengah menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki menuju seberang, gedung tempatnya bekerja ―ketika sedang terburu-buru kembali ke kantor setelah menyelesaikan jam makan siang.

“Who are you?” dahi Sienna mengernyit tak suka. Siapa orang ini? Apakah dia hanya orang iseng atau lelaki cabul yang sengaja ingin menggodanya.

“Gue kenal lo, Sienna.”

What the f― bagaimana dia tahu namanya? Sekujur tubuh Sienna sontak meremang, apa dirinya baru saja bertemu dengan seseorang yang menguntitnya, ini gila. Dia harus segera melapor ke polisi dan mengumpulkan bukti, untuk sekarang Ia harus pergi dari sini dan kembali ke kantor terlebih dahulu.

“Get out of my way! I didn’t know you!” Sienna berseru pada pria itu, lantas kabur meninggalkan pria itu begitu saja ketika lampu lalu lintas telah berubah menjadi hijau. “Nice to see you again, Sienna.” Lelaki itu tersenyum seraya memperhatikan Sienna yang terus berlari kecil sembari sesekali menengok ke arah dirinya.

Sienna sampai di depan lift, dirinya mencoba mengatur napasnya sejenak. Ritme napas dan detak jantungnya tak beraturan akibat berlari menjauh dari pria yang mencurigakan tadi. “Gila, orang gila, serem banget. Huhh!” Sienna menunduk masih berusaha mengatur napasnya.

“Sienna!” seseorang menyerukan nama Sienna dari arah pintu masuk lobby. Merasa dipanggil gadis itu memutar punggungnya dan mendapati seorang perempuan yang berlari ke arahnya.

“Steph!”

Stephanie, sahabat Sienna sejak sekolah menengah yang kini menjadi partnernya bekerja. “Abis ngapain?” tanya Stephanie setelah menyadari sahabatnya tengah terengah-engah bernapas dengan acak-acakan.

“Gue ketemu orang gila di traffic lamp!” seru Sienna.

Tangan Sienna merebut gelas yang dibawa Stephanie. Setelah menenggak sedikit minuman milik Stephanie, buru-buru Sienna melambaikan telapak tangannya di depan wajah Stephanie. Memberi kode pada Stephanie agar tak menodongkan pertanyaan padanya untuk saat ini.

Stephanie mengangguk pasrah, “Alright. Lo hutang cerita sama gue sampai jam pulang nanti,” sergah Stephanie kembali merebut gelas miliknya. Lantas keduanya buru-buru masuk ke dalam lift begitu pintunya terbuka.


Part of “Have We Met Before?”

— @Latte